Baca Juga: Sinopsis Leh Bunpakarn
Tanpa kata pengantar yang panjang dan bertele-tele, langsung aja kita masuk ke review drama ini. Ada beberapa hal yang pengen gue komentarin dari drama ini, diantaranya;
- Durasi
First of all, alurnya lambat banget, durasinya lamaaaaaaa. 1 jam 40 menit satu episode. I know lakorn emang punya durasi yang lama tapi gue gak nyangka bakal selamaaa ini 😠I can't even watch 2 episodes a day! Satu episode aja udah bikin gue capek mental dan capek otak.
- Mix genre
Ini pertama kalinya gue nonton drama kolosal (?) Thailand and i like it. Gue bisa belajar gimana budaya mereka, bisa liat juga gimana mereka di abad 18an, dan bisa juga belajar kisah-kisah legenda mereka. Gue juga suka gimana drama ini mix a lot of genre; romance-historical-horor. Historical mix with horor is my favorite. They did good on this part. It really give me chills watching some scenes in the second lifetime. Salah satu yang bikin gue merinding adalah scene waktu si dukun ngirim evil spirit ke kediaman Uthai. There, the evil spirit was laying under Uthai's bed, anjir..gak berani liat bawah kolong tempat tidur gue dibuatnya.
- BGM/backsound
- Plot/Story
Alurnya lambaaaaatttt banget. I nearly give up at 4th episode. Thus kalo di squint plotnya itu berkisar di gimana good guys vs bad guys. (lah bukannya hampir semua cerita kayak begitu?) dan itu jelas banget di 2nd lifetime. Boonlhua dan si dukun berulang kali melakukan tindakan-tindakan jahat untuk ngancurin hidup Uthai dan juga ngancurin negara mereka sendiri hanya demi mendapatkan Gala Dewa. Banyak scene yang berkutat di sekitar hal itu aja dengan satu purpose yaitu merebut Gala Dewa. This thing lead to many repetead/redundant scenes. Idk it feels like those scenes just trying to fill the duration without helping to move the plot.
In terms of the story, you don't need to be geniuses to guess who are the nine people who bind their soul to the idol. Mudah banget nebaknya, all you need to do is...liat aja karakter yang keliatan disorot, punya banyak scene and dialogue and boom!!!! They are one of the nine!!!
To be honest, ceritanya juga gak sulit buat dipahami despite having three lifetimes. Mereka deal satu-satu sama each lifetime baru moving to the next jadi penonton gak bingung dan bisa dengan mudah ngikutin alur ceritanya.
One more thing, semuanya dibikin mudah bagi penggemar untuk digest termasuk ketika main leads mencoba untuk mencari tau keberadaan Gala Dewa, part ini sih agak misteri-misteri gitu, ditambah dengan clues yang bermunculan satu persatu menambah kesan drama misterinya but no need to worry, kalian gak perlu berfikir terlalu keras karena they spoonfeed everything to the viewers, semuanya di beberkan ke penonton, gak ada ruang buat penonton buat bikin teori karena once the clues appear semuanya langsung di spill sama kedua main leads.
- Characters
Hal yang paling menonjol kalo ngomongin masalah karakter adalah perbedaan tipe karakter selama tiga kehidupan. Tim good guys selama tiga kehidupan masih sama, gak ada perubahan sama sekali, jatuhnya one dimensional sih kalo menurut gue. Sementara tim bad guys bisa dibilang complex character karena selama tiga kehidupan mereka punya perubahan di sana-sini. Take Thinasaree for instance. Dia awalnya orang yang baik cuman karena tipu muslihat dan pengkhianatan sang guru, 2 kehidupan selanjutnya dia berubah jadi orang yang jahat yang taunya cuman balas dendam. Adeknya Uthai juga orang yang baik di kehidupan kedua, dia dengan lapang dada menerima fakta bahwa wanita yang dicintainya gak mau nerima cinta dia tapi..di kehidupan selanjutnya gak cuman jadi playboy dia juga maksain his twisted love ke wanita yang dia sukai. On another hand, Thao Val yang emang sedari kehidupan pertama adalah orang yang penuh dengan niat jahat terus berinkarnasi menjadi orang jahat pula tapiiii, di kehidupan ketiga dia pura-pura sayang dan peduli sama ponakannya, akting pura-puranya ini berhasil mengelabui penonton pas awal-awal sebelum niat dia yang sebenernya terbongkar.
To be honest, karena kerumitan dan kekompleks-an karakter-karakter jahat inilah yang bikin gue drawn to them. I pay a little bit more attention to their changes through 3 lifetimes. Gue gak terlalu peduli sebenernya sama main leads karena toh dari awal sampai akhir mereka tetap sama, tetep jadi orang baik, apanya yang mau diamati?
- Akting
Karena drama ini menceritakan tentang 3 kehidupan yang berbeda-beda, aktor-aktornya juga secara otomatis juga memerankan 3 karakter yang berbeda-beda pula tapi sayangnya...mereka gak berhasil bring these characters to live. Mereka meranin tiga karakter yang berbeda tapi semuanya sama, satu dengan yang lainnya (mungkin karena 3 karakter ini tetep satu orang makanya sama?)
Jika harus memilih dari sekian banyak aktor/aktris gue bakal milih Suphaphorn Wongthuaithong. Awalnya gue suka aktingnya pas jadi Pak Boon, she succeed delivering the gentle and mysterious persona that Pak Boon's own. Trus pas udah masuk kehidupan kedua, she also manage to bring clear distinction between Pak Boon and Boonlhua. Boonlhua udah gak ada gentle nya sama sekali, liar dan jahat bangetlah pokoknya, jelas beda banget sama Pak Boon. Nah, disini gue udah impress sama aktingnya Suphaphorn Wongthuaithong tapi semakin lama ceritanya berjalan, Pak Boon malah punya tone yang sama kayak Boonlhua (she sound angry everytime she speak). Perlahan gentle nature nya kehapus dan Boonlhua seakan-akan muncul kembali. Trus pas masuk kehidupan pertama, tone Thinasaree pun juga gak jauh berbeda sama tone nya Boonlhua. Ini akhirnya yang ngebikin gue agak gak suka sama aktingnya Suphaphorn Wongthuaithong. Like i said before aktor/aktrisnya meranin tiga karakter yang berbeda tapi semuanya sama, gak ada perbedaan signifikan antara satu karakter dengan yang lainnya.
Trus gue juga mau ngomongin aktingnya James Ji and to be honest, i don't like it. He failed to bring the playful, cheeky persona that Plenfah has, it doesn't suit him at all. I don't like his acting while he is being Plenfah .
Last, gue juga mau ngomongin masalah akting side characters (cameo) yang dengan sangat jelas menunjukkan keamatiran mereka. Kesannya itu mereka sengaja ambil sembarang orang di luar sana buat meranin karakter-karakter tambahan yang gak terlalu penting tapi justru hal ini yang sedikit menganggu keseimbangan dramanya. Main characters already give their best peformance but the side characters only give a little acting that they can which destroy the harmony within the drama. Jelas banget gitu bedanya. Kenapa gak hire orang yang bisa akting atau small aktor yang udah punya pengalaman instead just randomly picking up stranger to act??
- Romance
1st and 2nd life okelah tapi romance mereka di kehidupan ketiga bener-bener ganggu gue. I can't see them as lovers. Mereka lebih kayak coleague/partner in crime yang harus memecahkan kasus bersama demi menyelamatkan kehidupan dunia dari kehancuran. All they did just trying to crack the case and suddenly they forced the romance out of nowhere. Date mereka di ep 13 bener-bener caught me off guard. 'Hah kok tiba-tiba? And then what? Lamaran?? Kok bisa? When did the romance happen??' 3rd lifetime romance really lack of development that's why it really caught me of guard.
Conclusion:
They start it good di segala aspek kecuali BGM tapi seiring berjalannya waktu you will start to notice the flaws and want nothing than moving on to another series. Satu hal yang paling gue suka dari drama ini adalah mereka campurin beberapa genre dalam satu drama. Romance mix with historical, historical mix with horror/supranatural. It make this drama stand out tapi mix genre gak cukup menutupi kakurangan drama ini yang datang dari durasi yang terlalu panjang, akting yang gak memenuhi ekspektasi dan alur yang lambat banget.
If you still want to give this drama a try, saran gue sih banyak-banyak bersabar. Seriesnya unik, mereka nampilin 3 kehidupan yang berbeda yang secara gak langsung juga expose a little bit more about Thailand yang bakal bantu kalian buat mengenal negara ini mulai dari sejarah, budaya, agama, dan legendanya. Kesabaran menjadi kunci utama untuk survive drama ini sih.
Comments
Post a Comment