Sinopsis
Lee Jin Su adalah korban bullying di SMA HyoSan. Suatu ketika ia sudah tak sanggup lagi menahan semuanya dan berniat bunuh diri. Sang ayah tentu saja tak ingin itu terjadi. Ia pun menyuntikkan virus ke dalam tubuh sang anak berharap hal itu dapat membuat sang anak menjadi kuat namun siapa sangka, virus itu malah menjadi awal wabah zombie yang memporak-porandakan seluruh kota Hyo San.
✨Review✨
Sebelum mulai nge review, cuman mau ngingetin buat yang mau nonton: drama ini membicarakan beberapa isu sensitif kayak bullying, sexual harassment, suicide dan juga mengandung gore. Jadi buat orang-orang yang sekiranya sensitif sama hal-hal di atas, ada baiknya untuk berpikir ulang atau mungkin pick another drama. Okay..so let's move on to the review.
Di tengah kegabutan gue, i found people talking about this drama. Park Solomon lah yang trending, nama karakter drama ini lah yang trending. Ya udah karena gue gabut juga dan udah lama juga gak nonton drama yang sadis (akhir-akhir ini gue cuman nontonin drama romance) gue pun memutuskan buat nonton ini drama. I finished this within 2 days and boy..i was exhausted by the time i finish this series.
Awal cerita, plotnya bisa dibilang bergerak lumayan cepat. Satu episode udah langsung ada yang terinfeksi dan itu menular dengan cepat. In blink of an eye, satu sekolah udah jadi sarang zombie. Oh..excited nih gue ya kan nungguin kayak gimana main characters bakal survive di situasi kayak gitu. Tapi kemudian nyampe di episode 7, ceritanya malah stuck di mereka yang berusaha pindah dari satu ruangan ke ruangan lain trus fight zombie along the way (ya kan namanya survival series + zombie apocalipse, what can you expect??) I got tired with this pattern. And then, untuk menambah level ketegangan, mereka menghadirkan another villain selain para zombie yakni sembie alias setengah zombie. Mereka adalah orang-orang yang setelah digigit zombie tapi gak berubah sepenuhnya menjadi zombie. They still retain their conciousness and at the same time also got stronger like all the zombies. Menarik sih pada awalnya karena ada 2 orang yang berubah jadi sembie. I was waiting for these two to fight because there is history between them. One was the bully and the other was his victim. Karena perkara zombie attack ini mereka berada di level yang sama. Mereka sama-sama sembie dan karena itu Eun Ji bisa balas dendam ke Gwi Nam. Makanya gue nunggu-nunggu battle antara mereka tapi itu semua gak kejadian. Eun Ji sibuk ngancurin handphone sementara Gwi Nam terobsesi buat bunuh Cheong San. Kecewa bener sama arah ceritanya. Gue ngerti mereka pengen nambah kesulitan main characters buat selamat tapi at least bahas masalah Gwi Nam-Eun Ji karena sebelum Cheong San, Gwi Nam udah terhubung lebih dulu sama Eun Ji. They should've deal with this issue first before moving on to Gwi Nam terorizing On Jo's group. And beside that, they drag Gwi Nam storyline far too long. I got bored seeing him chasing On Jo's group. In the end, it become a waste potential. Yang awalnya menarik berubah jadi membosankan akhirnya.
Another thing yang mau gue complain tentang jalan ceritanya adalah gimana main characters bertahan hidup di tengah wabah zombie ini. How can they are survive without food? Where this strength coming from? 3 hari tanpa makan tapi mereka masih bisa bertarung dengan zombie dengan kekuatan penuh. Mereka pun masih bisa lari-larian tanpa ngerasa capek dan lemes padahal udah 3 hari gak makan dan minum air hujan yang gak seberapa. (It's good to be young, isn't it?) Trus kenapa bibir mereka gak pecah-pecah padahal gak minum?😂😂 Another thing.. di beberapa scene mereka stuck di classroom. Masa sih gak ada yang nyimpan snack atau kotak bekal/botol minum di kelas-kelas itu? I find this a little bit strange to be honest. In order to stay alive what's the most important thing that you need? Ofc food, but these students find setting up emergency toilet is far more important than looking for food and drink. *geleng-geleng kepala*
Gak seperti sunbae mereka yang smart yang punya weapon buat lawan zombie, On Jo's group relied sama barang-barang di sekitar mereka buat ngelawan zombie. Beuh..kalo bukan main characters mereka gak mungkin seberuntung itu buat selalu berhasil nemuin barang-barang yang bisa lawan zombie. Kalo bukan main characters, mereka pasti udah lama digigit zombie dengan metode 'fight with bare hands' yang mereka tempuh. Ya kan mereka anak SMA, what can you expect? Sekalipun anak SMA harusnya mereka aware kalo berbahaya lawan zombie pake tangan kosong, at least cari barang yang kiranya bisa bantu buat lawan zombie gitu.
Selain hal diatas, masih ada lagi yang bikin gue kecewa sama series ini dan itu adalah penulisan beberapa karakternya yang kurang menarik. Dimulai dari main leads nya sendiri. I don't understand why Cheong San is the main lead. What's so good about him? Apa yang bikin dia stand out among the other students? Untuk On Jo pun gue juga ngerasa begitu pada awalnya. Gue bahkan kesel ngeliat dia di awal-awal. The way she always buka tutup ikatan rambutnya (?) Sumpah emosi banget gue ngeliatnya. Mana ditambah dia yang bengong aja pas zombie attack di kantin, that time i thought "ini seriusan female leadnya bakal jadi damsel in distress yang butuh diselamatin berkali-kali nih? Wah.. i am not going to enjoy this. Bakal banyak nge skip scene dia nih ntar." Tapi untungnya karakter On Jo tidak jadi seperti yang gue bayangkan. On Jo yang gak sat set pada awalnya, seiring berjalannya waktu mulai menunjukkan kenapa dia jadi protagonisnya. That's a relief. In case of Su Hyeok and Nam Ra.. For me they are the most interesting one among the main characters. Su Hyeok yang kurang pintar dalam hal belajar, tapi pintar dalam hal atletik sukses menjadi perisai bagi teman-temannya dalam menghadapi wabah zombie di sekolah mereka. The way he always kick the zombie away is so cool though. You will understand why he is viewer's favorite. Sedangkan Nam Ra adalah karakter yang gak banyak bicara tapi sekalinya bicara..semua orang terdiam dibuatnya.
Meanwhile for the rest of their group's member..their presence are barely noticeable. I can't even remember all of their name. Gak ada hal yang bikin mereka stand out dan bikin penonton ingat sama mereka. Well..not until they start to share a little bit pieces of their story kayak yang selalu jadi nomor dua, diabaikan keluarga, etc. Gue ingat karakter-karakter ini melalui cerita ini tapi sebelum itu.. kehadiran mereka cuman sebagai tool buat nolongin main characters selamat kayak bantuin mereka megangin tali, nahanin pintu supaya zombie gak masuk, hal-hal kecil kayak begitulah intinya.
Biasanya di berbagai series maupun film terlebih film bergenre survival, masing-masing karakter pasti punya keunikan mereka sendiri entah itu kekuatan fisik ataupun kecerdasan ataupun kelicikan. It's survival to the fittest, right? Cuman yang kuat yang bakal survive makanya karakter-karakter pun dibikin punya kekuatan masing-masing supaya keliatan kenapa mereka salah satu yang bakal survive. Not just that, keunikan ini yang bakal bikin penonton tertarik sama mereka dan ingat sama mereka. But on this series..karakter pendukung punya zero presence dan gak menarik buat di tonton. Makanya pas ada yang mati, penonton bisa langsung cepat move on karena gak ngerasa attachment ke karakter pendukung ini.
Gak cuman teman-teman main characters yang boring and have no appeal, beberapa karakter lainnya pun juga terbuang sia-sia (?) Ada beberapa kali mereka nge shoot sejumlah karakter yang bikin penonton 'oh kenapa nih karakter ini dikasih screen time? Oh I should pay attention to them' tapi endingnya malah jadi zombie atau gak dipindahin ke pusat karantina gitu aja. The way they shoot some random characters make the viewers anticipate this particular character to do something for the plot. Either they are going to bring a lot of surprises or they are going help the main characters but in the end..it doesn't happen. In fact, nothing happen. Sia-sia aja pay attention jadinya.
Meski banyak side characters yang punya zero appeal dan banyak juga yang terbuang sia-sia, tapi ada juga beberapa side characters yang menarik kayak Hari-Mi Jin duo dan polisi and SNU's student duo. Hari-Mi Jin sukses grab my attention the moment they appear on the show. Ha Ri yang cool dan Mi Jin yang badass menjadikan kombo ini menarik untuk ditonton. Kalo duo api dan air ini bikin penonton cheer for them, duo polisi and SNU's student bikin penonton terbahak-bahak ngeliat tingkah lucu mereka. They help to ease the tension. Penonton yang awalnya deg-degan ngeliat scene main characters bisa dibikin gak terlalu tegang sama scene-scene mereka. Gue bener-bener enjoy nontonin scene-scenes mereka.
Bukan cuman penulisan karakter yang bikin kecewa tapi endingnya juga. It' s obvious they are setting up for sequel. Ya walaupun begitu at least kasih proper ending ke 1st installment ini. Jangan ujug-ujug langsung time skip dimana keadaan udah membaik dan kehidupan main characters udah lebih baik. Cerita dimulai dan berkisar tentang main characters yang mencoba menyelamatkan diri dari serangan zombie and hal ini berlangsung selama 3 hari dan memakan hampir 12 episodenya dan tiba-tiba di ending 4 bulan udah berlalu sejak kejadian itu. I was like 'Huh? Gapjagi?' 3 days to 4 month is a bit..
Trus time skip ini juga ninggalin banyak pertanyaan juga kayak 'What happen to the zombies which taken to quarantine center? Are they end up being killed when the research are complete or are they manage to escape? What happen to the Byung Chan's family at the end? And so on and so forth. Kalo sequel emang dibikin, gue berharap pertanyaan-pertanyaan ini bakal terjawab nantinya.
Tapi disamping jalan cerita, penulisan karakter dan ending yang agak mengecewakan, ada satu hal yang bikin gue terkesima yaitu skala produksinya yang besar 👏👏 Trus walaupun ada beberapa CGI yang agak kasar tapi overall dramanya tetap keren kok. Para zombie nya masih keliatan menakutkan dan mengerikan. Gotta applaud the actors for this. Selain totalitas aktor yang meranin zombie nya, gue juga mau applaud untuk sound effect dari zombie-zombie ini. The bone breaking and the crunching sound they make manage to make you frightened. The sound of the bone breaking plus the acting from the actors and voila...hadirlah zombie yang menakutkan dan mengerikan.
Comments
Post a Comment