S i n o p s i s
R e v i e w
Drama ini dibagi dalam 2 fase. Fase pertama waktu tokoh-tokohnya masih duduk di bangku SMA where everything is beautiful dan fase kedua pas tokoh-tokohnya di bangku perkuliahan dan harus encounter some real life problems yang cukup pelik.
Fase pertama (Ep 1-15) drama ini bisa dibilang gak terlalu berat kok karena lebih fokus ke gimana mereka menjalani hari-hari sebagai siswa SMA yang berkutat dengan PR, ulangan dan tentu saja waktu bermain. Menurut gue sih gak ada konflik yang terlalu berat yang bikin kepala pusing. Bener-bener ringanlah pokoknya. Gue aja sampai 'eh..konfliknya mana sih??' Bener-bener ringan lah pokoknya. These episodes will make you smile a lot, laugh a lot basically will make you happy seeing the four main characters's antics. Gue senang ngeliat Si Yue-Ding Xian couple dan dibuat happy juga sama Shadi-Si Qi couple. Gue tipe orang yang kadang suka malas nontonin second, third, fourth couple, tapi kalo yang ini gue gak skip sama sekali malah penasaran sama kisah Shadi-Siqi. Ada 2 episode dimana Shadi ngomongin kedekatannya sama Si Qi yang udah dari kecil dan i can't help but smiling watching that. Cute banget sampe-sampe gue pengen sutradaranya nge shoot bagian masa kecil Shadi-Si Qi.
Anyway...gue suka nontonin masa SMA mereka where their love begins. The subtle glance and the stealing smile from Si Yue and Ding Xian are enough to make your heart combust. Jelas bangetlah dua-duanya memendam rasa wkkwkwk and to add more, Shadi and Shi Qi bickering moments juga bakalan bikin kalian senyum-senyum bahagia dan tentu saja iri hati. Masa SMA orang-orang kok bagus-bagus semua, lah gue?? Kelam banget macam dark hole 😂😂😂
And more than that..Four of them have good performance and chemistry jadi makin enak nontonnya. Both the actors who play Si Yue and Ding Xian are good at micro expressions, you can understand things by their gaze alone. They can expressed the character's feeling very well dan itu gak butuh extreme actions, cukup dengan tatapan dan senyuman aja udah cukup.
Dari segi penulisan, fase pertama ini lebih bagus dari fase kedua meskipun pace nya agak lambat sih menyesuaikan dengan how Ding Xian and Si Yue fall for each other. Everything about this first phase is likeable and that's include the side characters. The stern wali kelas, the kind Lu Xiao Feng who manage to make Siyue jealous every single time, trus Su Bocong yang selalu ngasih nasihat-nasihat ke Ding Xian, i love his character in high school phase 😍😍
But then...beranjak dari SMA dan mulai perkuliahan, beberapa karakter juga harus menghadapi masalah orang dewasa yang lumayan pelik. Dari Si Yue yang harus banting tulang nafkahin keluarga sampai Ding Xian yang ditipu dan dimanfaatkan perusahan besar. Seiring dengan berubahnya waktu, masalah yang dihadapi main characters pun juga semakin pelik layaknya hidup yang semakin lama semakin penuh masalah esepecially if you are already grown ups and need to handle grown ups problem too. Capek sumpah nontonin part ini kayak masalah mereka itu datang silih berganti dan gak ada henti-hentinya. Gue yang awalnya nanya 'mana konfliknya?' dibikin 'iya gue emang mau konflik tapi gak usah di jampacked semua dong ke 10 episode' Sumpah perubahan drastis ini bikin gue kaget juga awalnya. Konflik di sana-sini tapi tetap aja sih mereka gak seharusnya memaksakan beberapa konflik ke 10 episode terakhir. Kerasa banget sih mereka pengen masukin konflik tertentu sebelum dramanya tamat, it feel rushed, really. Penonton yang awalnya terbiasa dengan slow paced jadi ngos-ngosan ngikutin pace yang tiba-tiba aja naik dengan konflik yang cukup menguras energi. They could've arrange the pace more better.
Masalah cerita udah, sekarang gue mau komen masalah penulisan karakter yang bikin gue mengerutkan kening. Ding Xian lah karakternya. I don't have problem at first, wajar untuk orang yang pemalu untuk susah beradaptasi sama lingkungan baru. I can relate to that too. Perlahan Ding Xian tumbuh menjadi anak riang yang percaya diri. I like that development tapi...setelah itu gue kesel ngeliat Ding Xian, the way she try to match everything to Si Yue, the way she do everything just for chasing after Si Yue, it honesly giving me headache. Oke perkara dia yang masuk jurusan IPA karena pengen tetap jadi teman sebangku Si Yue, i can accept that. Anak kecil masih belum berfikir panjang dalam milih pilihan. Tapi gue kesel ngeliat dia yang lebih milih ngulang kelas 3 demi bisa masuk Universitas dimana Si Yue nimba ilmu, like WHAT THE HELL DUDE???!! Orang waras mana yang mau lakuin hal itu?? Bayangin hal itu terjadi di diri lu sendiri, lu nolak SNMPTN and lebih milih gap year cuman gara-gara crush lo, udah lah itu, nama di KK pasti langsung dihapus atau gak mentok-mentoknya pasti dibawa ruqyah because they think sth wrong with you!! And it is!!! Dan yang paling parah lagi, gak cuman ngikutin Si Yue ke Huaqing, Ding Xian milih jurusan yang sama padahal dia sama sekali gak punya interest sama hal yang berhubungan dengan komputer, like what the heck dude??!! Kenapa sampai segitunya nyiksa diri sendiri?? Kan bisa masuk jurusan yang lain dan masih bisa tetap ngejer orang yang disukai...
Gue mencoba mengerti keadaan Ding Xian ini. Kalo menurut gue sih Ding Xian ini masih belum nemuin jati dirinya, masih mencoba mencari 'tujuan'nya dan dia berfikir Si Yue (orang yang dia cintai) adalah tujuannya makanya dia ikutin terus sampai hatinya hancur berkeping-keping dan barulah setelah itu dia sadar, she should love herself more and enjoy things that she like instead of following hal-hal yang disukai orang lain. I understand that, tapi gue tetap kesel dengan penggambaran tokoh utama wanita disini yang digambarkan terlalu mengejar cinta tokoh utama pria tanpa mempedulikan keadaan dirinya sendiri sementara tokoh utama pria digambarkan menjadi orang yang pintar, dewasa, bisa melakukan segala hal dan sudah mengetahui apa yang ia inginkan dalam hidup. Gak adil banget loh ini. Kesenjangan yang sangat jelas. Kenapa harus selalu cowo yang pintar? Banyak kok di dunia ini pemimpin-pemimpin dunia yang juga cewe. Kenapa harus Si Yue yang udah figure it out what he wants to do in life? Emang kalo cowo gak bakalan lost gitu? Trus gue juga gak suka gimana mereka memaksakan tokoh utama wanita untuk nemuin tujuan hidupnya. Let it flow, makin dipaksa, makin gak bakalan ketemu. Before finding your purpose, shouldn't you know yourself first? Kenali diri sendiri dulu, belajar dan pahami diri sendiri baru pikirin masalah tujuan hidup (said someone yang belum nemuin tujuan hidupya😂😂)
Satu hal lagi yang bikin gue terganggu dari drama ini adalah..the way they forgot some detail regarding the characters and the character's situation. Kebingungan pertama gue datang dari karakter Jiang Chen. Siapa dia? Anak SMA? Kok gak pernah make seragam SMA? Before the viewers were given enough information about him, we were suddenly thrown his problems with his dad. I was like..you need to make me know him first for me to care about him. Belum lagi romance nya sama Keke yang out of nowhere. Penting gitu? I find my self couldn't care less about this particular character. Kalo gak pengen ngasih background ke karakternya kenapa gak di hilangin aja sekalian? Toh gak ngaruh ini kok ke cerita.
Yang kedua datang dari keadaan papanya Si Yue. Penyakit dia apa sih sebenernya? Which actually get answered di 2 ep terakhir. Jadi selama kurang lebih 7 episode gue terombang-ambing perkara masalah ini.
Yang ketiga perkara Song Si Qi. Dia dan Shadi sebenernya kuliah dimana? Trus kenapa dia di skors? Kehadiran dia yang tiba-tiba dengan motif yang vague bikin gue bingung banget. Ada apa sih sebenernya sama dia dan hubungannya sama Shadi?
Melihat perkara ini (?) gue cuman bisa berasumsi kalo mereka pengen closely follow the novel. Tapi ya at least kasih konteks dan informasi yang jelas dong tentang masalah Jiang Chen, papanya Si Yue dan Si Qi. With this kind of situation, it will confuse the viewers whom haven't read the novel yet.
Kesimpulan
15 episode pertama full of fluff yang bakal bikin kalian senyum-senyum bahagia. 9 episode selanjutnya bakal bikin kalian sakit kepala dan sakit hati ngeliat konflik yang semakin pelik. Untuk yang gak suka angst, bakalan jadi cobaan berat menghadapi 9 episode terakhir tapi...tenang aja bakalan ada fluff kok di tengah-tengah.
Secara keseluruhan drama ini bisa dibilang bagus. Akting, chemistry dan Ost jadi nilai plus drama ini. Sementara nilai minusnya datang dari pace di 9 episode terakhir dan penulis yang lupa untuk nambahin detail terkait beberapa karakter. Tapi..disamping itu semua, this drama is worth your time. It will make you reminisce your high school's phase, it will make you thinking about your life 'what is the purpose of my life?' 'is my crush the purpose of my life? What about my identity as an individual then? 'What is more important; my conscience or money?' 'If my job make me lose my concience, is still worth it? Should i resigned or should i continue walking on the devil's path?'
In short, this drama will make you feel a lot of things. From happiness to sadness, from joy to misery. And, it entertains you and at the same time also make you questioning about your life too😆😆
Comments
Post a Comment