Zaman dahulu kala hiduplah 4 orang dewa sejati yang mengatur segala urusan di ketiga alam. Mahadewa adalah kasta tertinggi yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengatur keberlangsungan kehidupan di tiga alam. Untuk mengemban tanggung jawab sebesar itu, tentu saja dibutuhkan kekuatan dan ilmu yang besar pula namun sang Mahadewa tidak memiliki keduanya. Terbiasa dimanjakan sejak kecil, Shanggu tumbuh menjadi gadis periang nan jahil yang kerja sehari-harinya adalah bersenang-senang di istananya. Khawatir akan masa depan ketiga alam, 2 orang dewa sejati lainnya meminta Bai Jue (yang juga dewa sejati) untuk mengajari Shanggu hal-hal yang harus ia kuasai sebagai seorang Mahadewa.
Singkat cerita, kedua orang itu pun menjadi guru dan murid. Hubungan yang kemudian berubah ketika benih-benih cinta tumbuh di hati keduanya. Namun, belum sempat memadu kasih, cinta mereka harus kandas manakala Shanggu memilih memenuhi tanggung jawabnya sebagai Mahadewa. Saat seorang Mahadewa menerima dekret, cobaan alam akan datang. Sang mahadewa harus mengorbankan nyawanya agar ketiga alam beserta makhluknya tidak dihancurkan oleh cobaan alam tersebut.
Shanggu lenyap, cobaan alam berhenti namun alam dewa masih belum bisa lari dari krisis. Suku iblis memanfaatkan kekacauan ini untuk menghancurkan alam dewa. Seluruh dewa mengerahkan semua kekuatan yang mereka miliki untuk menyelamatkan alam dewa tapi usaha itu masih belum cukup. Alam dewa rusak parah dan alam tersebut beserta para dewa di dalamnya pun tersegel. Namun sebelum hal itu terjadi, Zhi Yang menyuruh ketiga dewa tertinggi Gu Jun, Mu Guang dan Wu Huan untuk pergi menyelamatkan diri dan memberikan misi kepada ketiganya agar mengumpulkan 4 senjata dewa sejati untuk membuka alam dewa kembali. Sungguh misi yang sangat sulit. Bertahun-tahun mencari, ke-4 senjata itu masih belum dapat ditemukan hingga kemunculan 2 orang dewata yang mirip Bai Jue dan Shanggu. Apakah identitas mereka sebenarnya? Mungkinkah alam dewa bisa terbuka kembali?
First thing yang gue notice dari drama ini adalah set nya yang pretty. Scene pertama drama ini dimulai dengan Shanggu dan Yue Mi yang datang ke alam perjodohan dan that's sight...Oh God...that's really beautiful. Gue ternganga untuk beberapa saat sambil trus nanyain 'itu pohon real gak sih? Mereka bangun set beneran apa cuman CGI?' Masih belum bisa melepaskan keterkejutan, gue dibuat terkejut lagi sama pemandangan di alam dewa pas Shanggu dan Yue Mi balik ke sana. That's also a pretty sight to behold. Walaupun CGI tapi tetep masih aja menyegarkan mata dengan color scheme yang soft, cukup untuk menenangkan mata, hati dan pikiran (?)
the photos realy didn't do the justice to the actual sets, watch the series to see how beautiful the sets are |
Color scheme adalah hal kedua yang gue notice. Dari set, kostum aktor-aktrisnya sampai CGI semuanya didominasi sama perpaduan silver dan soft purple dan warna-warna soft lainnya. Ini part yang paling memuaskan bagi gue. Beberapa drama China yang udah gue nonton gak jarang melupakan color scheme, bahkan diabaikan begitu aja. Tapi drama ini bener-bener take harmony to a different level, semuanya di set dengan warna yang sama. Harmonious banget. What a pretty sight to behold. Gak jarang pas lagi nonton, gue malah meratiin set nya dari pada jalan ceritanya. Sebagus itu sampai bikin salpok.
Gak cuman setting yang bikin salpok, gue juga suka meratiin kostum yang dipake aktor-aktris drama ini. Mereka memiliki kostum dengan berbagai model dari berbagai warna. Tapi yang menjadi favorit gue adalah kostumnya Mu Guang dan Wu Huan sebagai penguasa istana langit dan kostumnya Tian Qi. He always get the most beautiful dress among the actors, mana make up nya pake smokey eyes segala lagi, meleyot aku bang 😍😍(Maaf Xu Kai, goyah bentar 😂) Anyway, balik ke Mu Guang dan Wu Huan, kostum yang mereka pakai bener-bener menggambarkan raja dan permaisuri dengan design yang ngalahin kostumnya 4 dewa sejati. Kostum dewa sejati aja gak semewah punya mereka wkwkwkw.
Kemegahan kostum Mu Guang dan Wu Huan |
Gak cuman set dan wardrobe yang high quality, CGI drama ini pun jauh lebih bagus dari beberapa drama yang udah gue tonton. Dipadu sama action scene yang gak kalah ciamik, penonton bakal susah untuk ngalihin pandangan dari layar. Gue biasanya tipe yang gak terlalu meratiiin action scene di drama kolosal (?) kayak gini, tapi every fight scene di drama ini semuanya bener-bener gue tonton. Gak ada satu pun yang gue lewatin. Bener-bener se captivating itu scene nya. My favorite: waktu 4 dewa sejati vs ketua suku iblis dan waktu Xue Ying ngelawan monster kiriman raja iblis. God..monsternya well made banget, gak kaleng-kaleng. Keliatan banget timnya bener-bener take time to create that creature.
Selain 3 hal diatas, masih ada satu hal lagi yang menambah nilai plus drama ini, apalagi kalo bukan OST nya. Ada 7 lagu yang menemani drama ini dari awal sampe akhir tapi favorit gue: lagu yang diputar pas end credit dan lagu milik A-Lin yang berjudul "A Thousand Years of Search". Lagu keramat yang spesialisasinya scene-scene sedih dan lagu yang mengiringi ketika ada karakter yang mati😂 Udah sedih gara-gara scene nya tambah sedih lagi gara-gara lagunya. Gue tiap lagunya diputar selalu berburuk sangka 'couple mana lagi nih yang bakal dapet sad ending?' Wkwkwkwkwk.
Gak ada hal yang sempurna di atas muka bumi ini begitu pula sama drama ini. Drama ini pun juga gak lepas dari flaws which come from: 1.the pace 2.chemistry between the main lead 3.Akting
1.The pace
Untuk first life (kehidupan mereka di alam dewa) gue gak ada masalah tapi untuk second life (the whole Qin Mu-Hou Chi-kerajaan langit thing) gue bener-bener ada masalah sama pace nya. 20 episode lebih membahas kisah cintanya Hou Chi-Qin Mu. Main conflict? Entah kemana dan dimana. Banyak waktu yang terbuang untuk scene-scene yang tujuannya gak jelas sama sekali ke plot utama drama ini. Dari ep 20-40 gue bahkan bingung apa sebenernya main issue dari second life mereka. They drag it too long to be honest. Yang paling kentara itu ada di 10 episode terakhir. Okay, kisah cinta Hou Chi-Qin Mu udah berakhir, udah saatnya masuk ke plot utama. Udah dengan sabar gue menunggu tapi yang gue dapet malah scene-scene kekeluargaan which in my opinion is..another useless filler ep yang sangat sedikit sekali pengaruhnya ke plot utama di second life ini. That's not what i want to see. Gue pengen ngeliat protagonist vs villain, gue pengen ngeliat epic fight scene tapi yang didapat? Villainnya bahkan berhasil dikalahkan kurang dari 1 episode. She doesn't deserve that after build up yang lumayan panjang (sekitar 20 episode lebih). At least..kasih the villain some face, bikin fight scene nya agak lama, lah ini? She was defeated so easily, no hidden card, no revival she was dafeated with a single blow. Ah..kecewa banget dibuatnya
2. The chemistry
For the drama that relied heavily on the romance between the main leads, this drama failed to fulfilled that aspect mainly because the lack of chemistry between the main lead. Gue bener-bener gak bisa ngerasain chemistry antara Xu Kai dan Zhou Dong Yu. I can't see them as lovers so that's why i skip a lot of their sweet, lovey dovey scene terlebih di second life mereka yang emang fokus ke kisah cinta mereka dibanding 1st life yang porsi romance nya gak terlalu banyak karna masih ngasih peluang ke issue yang lain untuk bersinar (?)
Gue bener-bener bodo amat sama romance mereka di second life, gue lebih tertarik ke pembahasan issue lainnya kayak gimana mereka bakal beat the villain. Bener-bener sangat disayangkan cause like i said before, drama ini heavily relied on the romance area tapi malah romance nya yang paling gak menarik buat ditonton. Can be considered as big failure, no?
3. Acting
This not Xu Kai best peformance. Jujur gue agak kecewa sama akting Xu Kai di drama ini, Bai Jue is fine tapi Qin Mu? Aktingnya stagnan mungkin dipengaruhi juga sama karakter Qin Mu yang flat whose emotions only consist of two: sad and being a normal human. I like Xu Kai's acting while he is on Bai Jue persona, he did that well. He also manage to bring a clear disntiction between Bai Jue and Qin Mu.
Untuk Zhou Dong Yu, diawal-awal episode dia emang agak kurang responsif on certain scene. Ya tau lah ya drama-drama kayak gini syutingnya pake green scene, mereka harus react on things that wasn't there and at the beginning Dong Yu agak kurang responsif, keliatan banget dia gak terbiasa syuting drama fusion malah keliatan kayak pertama kali syuting drama genre ini. It get better though. But then...another problem come. Like Xu Kai, aktingnya malah keliatan stagnan juga di second life. Dan waktu udah transform lagi jadi Shanggu, all the fierceness and the cuteness udah hilang entah kemana. Unlike Xu Kai yang bikin clear distinction antara Bai Jue and Qin Mu, Dong Yu manage to blur the line between Shanggu and Hou Chi, it feels like they are the same person at the end.
End ment
Drama ini menunjukkan kebolehannya di segi setting, kostum, CGI sampai OST and it feels like the art team already doing all the best that they could do only to be destroyed by the writer and the actors. Writernya nge drag drama ini terlalu lama, aktornya failed to deliver their best peformance dan gagal juga menghadirkan chemistry yang ciamik. Untuk drama yang fokusnya ke love story dari 2 pemeran utama, ini menjadi pukulan terbesar bagi drama ini. Ini tu kayak aspek luarnya udah bagus tapi malah dihancurin sama core aspect nya sendiri. Kalo kalian bisa handle masalah ini, mbok ya silahkan di tonton.
Comments
Post a Comment